This is my friend's project. FIGHT PLASTIC WITH PLASTIC. Suatu cara kreatif yang memadukan rasa cinta terhadap Indonesia, lingkungan, dan fashion. Please take a deep reading :)
FIGHT PLASTIC WITH PLASTIC – 2012/COLLABORATION
“Setelah terhenti selama hampir 7 tahun, perjalanan saya mengolah sampah kantong plastik pun berlanjut. Berangkat dari Tugas Akhir di masa kuliah, kini saya (dan OJA) hadir mengkampanyekan usaha ini…” (Ni Luh Wayan Ayu – OJA)
Behind The Project
Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kantong plastik yang digunakan—dan yang sudah memenuhi tempat sampah kita. Dibalik fungsinya yang tinggi, sampah kantong plastik ternyata sangatlah berbahaya bagi lingkungan.
Fenomena ini menantang OJA untuk menyikapinya dengan sebuah ide kampanye: bukan menimbun atau menolak pemakaiannya, melainkan mengolahnya sesederhana mungkin agar bisa dipakai kembali dalam wujud layak pakai yang fashionable. (www.ojamantra.blogspot.com)
Saya menyebutnya: “FIGHT PLASTIC WITH PLASTIC”
Tidak hanya membatasi pengertian fashion sebagai tren busana dan aksesori, melalui kampanye ini, OJA juga ingin mengajak orang-orang yang peduli penampilan untuk menyelami fashion sebagai gaya hidup yang peduli lingkungan, begitupun sebaliknya.
The First Collection: Black Flag
Black Flag, koleksi perdana OJA kali ini, khusus mengolah sampah kantong plastik hitam menjadi material oversized clutch (22 cm x 37 cm)yangmenyerupai kulit binatang. Verychic andone of a kind—so, why should you let animals get killed when you can get the similar texture—in a harmless way?
Kantong plastik yang sudah disulap menyerupai kulit binatang ini tampil makin menarikdengan sentuhan punk berkat aplikasi studs-nya. Agar lebih eksklusif, setiap detail pun dikerjakan secara handmade—sebuah persembahan baru terhadap kekayaan kria (craft) Indonesia.
When Edgy Meets Tradition
“It takes two to tango!”
Untuk koleksi perdana ini, OJA berkolaborasi dengan TIKshirt, sebuah label yang sudah banyak memberi andil memasyarakatkan batik Indonesia kepada khalayak ramai (khususnya anak muda), baik melalui desain-desainnya yang freshdanmodern, juga melalui beragam workshop batik yang rutin digelar.
Sejalan dengan prinsip TIKshirt yang sangat peduli dengan salah satu kekayaan bangsa sendiri ini, OJA pun hadir dengan usaha pengolahan sampah kantong plastik sebagai perwujudan rasa cintanya terhadap Indonesia.
Dalam koleksi perdana OJA ini, TIKshirt menyiapkan kejutan berupa kain batik di bagian dalam tas. Koleksi tas ini sendiri bisa segera didapatkan di TIKShirt, Level One Grand Indonesia East Mall 1st Floor.
FURTHER INFORMATION:
Ni Luh Wayan Ayu (0813-21310666) / Nanda Djohan (0815-19260567)
Mengolah kain nusantara lurik ATBM, batik sutera motif kontemporer, sifon dan taffeta, Lulu mewujudkannya dalam koleksi busana siap pakai dengan look modern. Pas untuk wanita urban berselera internasional tapi sangat mencintai budaya lokal!
Perspective
(Friederich Herman, Pemenang 2)
Tidak ada yang menduga jika koleksi ini lahir dari cara pandang Friederich terhadap perspektif gedung-gedung di kota saat terperangkap dalam kemacetan lalu lintas. Friederich lalu memadukannya dengan teknik dyeing Shibori dari Jepang untuk motif, dan mewujudkannya dalam koleksi bernapas edgy, wearable dengan sentuhan maskulin.
Relaxed Sensation
(Cynthia Tan, Pemenang 3)
Koleksi busana yang cantik dan ‘ringan’ ini merupakan ‘perkawinan’ antara tren mode dunia spring/summer 2012 dengan kain Ayotupas khas NTT. Untuk cutting dan detail, Cynthia terinspirasi oleh komodo yang eksotis—unik!
Orient Romanticism
(Sherly Monica, Pemenang Favorit)
Terinspirasi dari era romantic Rococo dengan fashion icon Marie Antoinette, Sherly memasukkan unsur timur berupa penggunaan bahan songket India dan detail beading khas Timur Tengah. Hasilnya? Koleksi cantik romantis bernuansa dreamy…